Bintang yang Kita Lihat Kadaluarsa ???!!

Saat kita lihat suatu benda (misal: mobil n motor di jalan), artinya cahaya pantulan dari benda itu masuk n diterima mata kita.

Karena Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s), atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h), atau 186.282.4 mil per detik (mil/s), atau lagi 670.616.629,38 mil per jam (mil/h) ….Wuiiih!

Maka, dengan kecepatan kaya gitu,,, si cahaya langsung wuuszh… dalam sekejap diterima mata kita.

Jadi, kita bisa langsung (saat itu juga!) lihat mobil atau motor saat di jalan.

PERNAH LIHAAAT BINTAAANNGGG…????

bintang timur

Nah…kalo kita lihat bintang (bintang di langit malam!!! bukan bintang film)!!

—– CERITANYA akan SAMA LAIN!!! —–

Karena Jarak antar benda di luar angkasa itu sangat jauh, (matahari masih “TERLALU” dekat ^_^) misal: diameter galaksi Milky Way (Bimasakti) 946.080.000.000.000.000 kilometer. Untuk permudah n persingkat penulisan, para astronom menulisnya dengan 100.000 tahun cahaya. Contoh lain, bintang terdekat dari Bumi, Proxima centauri jaraknya 40.000.000.000.000 kilometer, tapi mereka menulisnya 4,2 tahun cahaya.

Tahun cahaya merupakan jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun. Dalam satu detik, cahaya bergerak sejauh 299.792.458 m/detik (kita bulatkan jd 300.000 km/detik).

Dengan perhitungan matematis njlimet, dari nilai jarak bintang dan kecepatan cahaya bergerak……

Maka, didapat waktu tempuh cahaya bintang yg diperlukan untuk mencapai bumi n MATA KITA adalah 4,2279722645019448672416708946389 tahun…..Weladalaah!

Jadi, bintang Proxima centauri yang kita lihat adalah proxima centauri 4,2 tahun yang lalu. Karena cahaya proxima centauri melakukan perjalanan selama 4,2 tahun.

Jadiiii,,, CAHAYA BINTANG yang KITA LIHAT BUKAN CAHAYA BINTANG yang SEKARANG !!!…

Seperti memutar balik waktu,,, Kita benar-benar melihat masa lalu yg nyata!

sumber-sumbernya:

rachmawan.files.wordpress.com, wikipedia, yahoo! Answers.

Misteri Lubang Hitam (Black Hole)

blackholebyjasonwarren

Misteri lubang hitam yang bertebaran di jagad raya dikatakan hampir mirip dengan konsep rentetan kejadian-kejadian aneh nan misterius yang terjadi di kawasan Segitiga Bermuda .

Tapi berbeda dengan kasus-kasus di Segitiga Bermuda yang rata-rata menelan kapal laut maupun pesawat terbang , lubang hitam itu bisa dikatakan lebih hebat lagi , ia digambarkan berbentuk lubang gravitasi yang ukurannya dapat lebih luas/besar daripada matahari , serta ia mampu menarik dan menelan apa saja yang berada didekatnya , termasuk planet-planet. Bahkan partikel cahayapun tidak mampu untuk meloloskan diri dari tarikan gravitasi lubang hitam yang super dasyat.

Misteri yang menyelubungi terjadinya fenomena lubang hitam bagaimanapun juga hanya mampu dikaji dari jauh , lantaran kemampuan sains dan teknologi manusia masih belum mampu membawa mereka menghampiri lubang itu.

Teori lubang hitam dikemukakan lebih dua ratus tahun lalu. Pada 1783 , ilmuwan Barat , John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujudnya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitasi Isaac Newton.

Beliau berpendapat , jika objek yang dilemparkan tegak lurus ke atas , maka ia akan terlepas dari pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dari 11 kilometer perdetik, maka tentu ada planet atau bintang lain yang memiliki gravitasi lebih besar daripada Bumi.

Istilah ‘lubang hitam’ pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat , John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian kerana lubang hitam tidak dapat dilihat , kerana cahaya turut tertarik ke dalamnya sehingga kawasan disekitarnya menjadi gelap.

Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam berasal dari sejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25,000 derajat celcius. Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yang memakan waktu kira-kira 10 juta tahun selesai, ia menjadi bintang biru raksasa.

Kemudian, bintang itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah, akibat tarikan gravitasi-nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau disebut dengan Supernova dan menghasilkan dua jenis bintang yaitu bintang Netron dan lubang hitam.

supernovabyjasonwarren

Berdasarkan pengamatan ahli-ahli astronomi dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics , Jerman , pernah menyaksikan sebuah bintang yang mendekati lubang hitam raksasa dan akhirnya lenyap ditelan.

Lubang hitam raksasa yang berhasil disaksikan tersebut berada di pusat galaksi RX J1242-11 yang berjarak 700 juta tahun cahaya dari Bumi. Bintang itu memiliki ukuran sebesar Matahari sistem tata surya kita.

Bintang tersebut hancur sedikit demi sedikit dan ditarik ke dalam lubang selama beberapa hari. Pada tahap awal , ia kehilangan gas-gas yang berada di sekelilingnya.

Setelah itu, bintang tersebut menjadi lebih panas jutaan darajat celcius dan ahirnya hilang ditelan lubang hitam. Dalam proses itu, ia melepaskan tenaga yang sangat kuat yaitu setara dengan tenaga yang dihasilkan pada ledakan Supernova.

Ahli astronomi dapat memperkirakan kedudukan lubang hitam dengan cara memperhatikan cahaya di sekitar bintang ataupun gas di angkasa.

Apabila suatu tempat di angkasa luar tidak ditemui cahaya tetapi di sekitarnya terdapat banyak objek-objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi sebelum ahirnya menghilang, maka titik tersebut tidak lain adalah lubang hitam.

Terdapat banyak lubang hitam di seluruh semesta ini , malah ada teori yang mengatakan di galaksi Bima Sakti juga terdapat sebuah lubang hitam!

Lalu adakah kemungkinan jika nantinya matahari beserta planet-planet yang mengelilinginya termasuk bumi akan tertelan oleh lubang hitam tersebut?

Saat ini , ahli astronomi memberikan jawaban, tidak! kerana dibandingkan dengan Lubang hitam pada galaksi lain-nya, sifat lubang hitam di Galaksi Bima Sakti dikatakan sedang dalam keadaan tenang.

Misteri yang menyelubungi lubang hitam akan terus menarik minat para ahli astronomi untuk terus meneliti-nya sehingga mendapatkan suatu jawaban yang memuaskan. Selagi manusia belum mampu menjelajah jauh ke luar angkasa, maka jawaban itu gagal diperoleh dan berbagai teori tanpa bukti akan terus dikemukakan untuk memecahkan misteri alam semesta ini.

Rasi Bintang


Sejak kapan sih manusia mengenal rasi bintang? Faktanya, gambaran konstelasi bintang tertua yang diketahui berasal dari bangsa Sumeria, berupa pola-pola yang digambar pada segel, vas, dan papan permainan. Hal ini mengisyaratkan bahwa rasi bintang telah dikenal sejak tahun 4000 sebelum Masehi. Nama rasi Aquarius sendiri diberikan oleh bangsa Sumeria, dari mitologi Dewa langit An, saat Ia menumpahkan air keabadian diatas Bumi. Sementara itu penggolongan rasi-rasi dalam Zodiak telah dikenal sejak tahun 450 sebelum Masehi oleh bangsa Babilonia. Rasi-rasi di belahan utara yang dikenal sekarang sedikit berbeda dengan yang diketahui bangsa-bangsa Mesir kuno, Yunani, maupun Romawi. Istilah “konstelasi” (constellation) yang artinya rasi bintang pertama kali diperkenalkan oleh Homer dan Isiad, dua pujangga Yunani Kuno yang hidup pada abad ke-9 SM, sementara Aratus, penyair dari Soli (315-245 SM) menulis sajak tentang 44 rasi bintang dalam Phaenomena. Astronom dan ahli Matematika Aleksandria, Ptolomeus, mencantumkan 48 nama rasi bintang dalam karyanya, Almagest, dimana 47 rasi diantaranya masih dikenal hingga sekarang dengan nama yang sama.Rasi-rasi yang dipetakan di jaman itu adalah rasi di belahan Bumi utara. Rasi di belahan Selatan saat itu masih belum dikenal oleh orang asing. Pada abad ke-16, rasi bintang di belahan Bumi selatan pertama kali dipetakan oleh para penjelajah Eropa pertama disana. Seorang ahli navigasi berkebangsaan Belanda, Pieter Dirckz Keyser, memetakan rasi-rasi baru setelah ia mengikuti ekspedisi ke Hindia Selatan (sekarang Indonesia) pada 1595. Rasi belahan Selatan lainnya ditambahkan secara terpisah oleh ahli astronomi Jerman, Johann Bayer --yang pertama kali menyusun peta bintang yang lengkap di dunia Barat, Uranometria--; dan oleh astronom Prancis, Nicolas Louis Lacaille. Masih ada sejumlah rasi baru lagi yang diusulkan, tapi para astronom akhirnya sepakat pada bilangan 88 rasi bintang. Namun demikian, batas-batas antar rasi masih menjadi bahan perdebatan hingga tahun 1930, ketika batasan yang definitif ditetapkan oleh International Astronomical Union (IAU).
Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.